Oleh : Aam Imaddudin


THEORIES FOCUSING ON PROCESS
Teori-teori Konseling Karir yang Fokus pada Proses

Teori-teori karir yang berfokus pada proses secara garis besar dapat dikelompokan menjadi empat kelompok besar teori, yaitu ; developmental theory, life span life-space theory, theory of circumscription and compromise, individualistic approach. Sekalipun demikian terdapat aspek yang menjadi ciri khas teori karir yang berfokus pada proses adalah sama-sama memperhatikan waktu. Hal ini disebabkan oleh asumsi dasar teori proses yang menyatakan bahwa ‘time is important consideration in the developmental approaches and takes into account that career choice is not just a single static decision, but raher is a dynamic development process involving a series of decission made over time’ (Patton & McMahon, 2006:49). Dari asumsi tersebut dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa, pengembangan karir dalam pandangan teori proses merupakan hal terjadi sepanjang hayat, dan merupakan proses yang dinamis. Secara lebih rinci pembahasan bab teori-teori karir yang berfokus pada proses dibahas dalam bagian berikut.

1.        Gagasan-gasasan Ginzberg dkk.
Teori karir dari Ginzberg merupakan teori yang pertama memfokuskan proses pemilihan karir berdasarkan
tahap perkembangan individu. Ide dasar teori ini muncul dengan asumsi bahwa proses pemilihan merupakan
bagian dari proses perkembangan individu itu sendiri. Perkembangan karir dimulai sejak awal masa anak
anak dan terus berkembang sejalan dengan tiga tahap utama perkembangan karir, yang akan mengantarkan 
individu memilih dan menetapkan pilihan karir pada masa dewasa. Selama proses perkembangan ini, banyak 
keputusan karir diambil oleh individu seiring sejalan dengan berbagai tugas perkembangan pada masa remaja 
awal dan masa remaja.

Tiga tahap utama yang dimaksud oleh Ginzberg, dkk. Adalah : tahap fantasi, tahap tentatif, dan tahap 
realistik. Pemilihan karir atau pekerjaan pada tahap fantasi didasarkan pada hasil identifikasi individu 
terhadap peran-peran orang dewasa yang ada di sekitar lingkungan perkembangan individu.

Setelah ketiga tahapan ini terlampaui, individu mulai mengimplementasikan pilihan-pilihan secara tentatif, dan 
melakukan evaluasi terhadap timbal-balik yang diperoleh. Selain itu kemunculan perwujudan karir yang 
sebenarnya bisa terjadi jika individu sudah membuat komitmen dengan pilihan karirnya, maka proses 
pengembangan karir individu bisa dikatakan lengkap.

Teori awal yang dikembangkan oleh Ginzberg terdiri dari tiga konsep utama yaitu : a) proses, b) 
irreversibility (ketetapan), c) kompromi (compromise). Konsep proses yang dimaksud merupakan proses 
penetapan pilihan karir yang muncul semenjak masa remaja awal hingga akhir masa remaja, atau menginjak 
pada masa individu menginjak usai dua puluhan, dimana individu mulai meyakini harus membuat komitmen 
terhadap pilihan karir atau pekerjaan. Komitmen terhadap pilihan karir yang dilakukan oleh individu, nampak 
seperti tidak bisa diubah lagi, yang didasarkan pada pemahaman atau asumsi bekerja untuk kehidupan.

Pemilihan karir didasarkan pada empat variabel, yaitu : 1) realitas, 2) proses pendidikan dan latihan, 3) 
interaksi dengan lingkungan, 4) nilai-nilai pribadi.

Dari beberapa paparan di atas, memberikan gambaran bahwa sekalipun teori Ginzberg digadang-gadang 
sebagai cikal bakal teori karir yang didasarkan pada perkembangan, namun dalam proses pemilihan karir 
sebenarnya menyerupai model sebelumnya (traits and factors) yang telah dibahas sebelumnya, serta teori 
kontekstual yang akan dibahas pada bab berikutnya.

Pada awalnya teori yang digagas oleh Ginzberg menerima konsep pengembangan karir sepanjang hayat, 
namun pada perkembangan berikutnya teori yang dikembangkan oleh Ginzberg, dkk., mengalami revisi. 
Pada perubahan ini, Ginzberg mengakui bahwa perkembangan karir individu tidak hanya terjadi pada awal 
masa dewasa saja, melainkan dalam keseluruhan proses dan tahap kehidupan, dimana individu terus 
berusaha mencari kepuasan dari keputusan karir yang diambil dengan cara terus memperbaiki dan 
meningkatkan kesesuian antara perubahan tujuan karir dengan realitas yang terjadi dalam dunia kerja.

Perubahan asumsi dasar ini merupakan perubahan yang paling mendasar. Berikutnya Ginzberg pada tahun
1972 mereformulasi teorinya menjadi sociopsychological theory, karena Ginzberg memfokuskan teorinya 
pada “faktor realitas” yang memposisikan individu sebagai pusat dari proses pengambilan keputusan yang 
disebut oleh Ginzberg sebagai “prime power” atau “principle actor”.

Perubahan lain dalam teori Ginzberg adalah perubahan dalam esensi teori, Ginzberg menyatakan “ 
occopational choice is a life long process of decision making in which individual constantly seek to 
find the optional fit between career goals and realities of world work”. Dari konsep tersebut terlihat 
pergeseran konsep karir dari Ginzberg sudah lebih pragmatis, karena mendefinisikan karir sebagai pemilihan 
pekerjaan, sekalipun demikian konsep sepanjang hayat dalam tetap menjadi bagian utama dalam teori 
perkembangan karir yang dikembangkan oleh Ginzberg.

Berikut ini merupakan tiga aspek mendasar yang mengalami perubahan dari teori yang dikembangkan oleh 
Ginzberg.
a.  Pemilihan pekerjaan merupakan sebuah proses yang selalu terbuka selama individu berkeinginan membuat 
    keputusan mengenai pekerjaan dan karirnya. Dalam beberapa peristiwa pemilihan pekerjaan memiliki 
    ruang lingkup yang sama dengan masa kerja individu.
b.  Proses pengambilan keputusan yang berulang-ulang yang dilakukan individu pada masa persiapan akan 
    membentuk dan memberikan pengaruh dalam karirnya, yaitu berlanjutnya proses perubahan sejalan 
    dengan kehidupan dan pekerjaannya.
c.  Individu membuat keputusan mengenai pekerjaan dan karir bertujuan untuk mendapatkan kepuasan yang 
   utuh dengan cara melihat kemungkinan kesesuaian yang paling tepat antara prioritas kebutuhan dengan
   keinginan dan peluang dan tantangan yang akan dihadapi dalam dunia kerja.

2.        Pendekatan Life-Span Life-Space  Donald Super
Gagasan yang dikembangkan oleh Super mengubah pemikiran tentang pengembangan karir individu. Super 
menyatakan bahwa pengembangan karir tidak hanya terjadi pada masa dewasa awal saja, melainkan proses 
yang terus berlangsung dalam rentang kehidupan seseorang.
Selain itu teori yang dikembangkan oleh Super merubah sudut pandang secara psikologis yang tadinya 
menggunakan sudut pandang psikologi diferensial menjadi sudut pandang psikologi perkembangan. 

Perubahan lainya adalah dalam hal perubahan fokus teori, dari sudut pandang psikologi vokasional yang 
berfokus pada pekerjaan ke arah sudut pandang karir secara keseluruhan.Teori karir Super dipengaruhi oleh 
psikologi perkembangan, hal ini tergambar dalam fokus pengelompokan tahap perkembangan dan tugas-
tugas vokasional. Selain itu, teori Super juga dipengaruhi oleh teori Konsep Diri, yang dijadikan pijakan 
pengembangan teori pengembangan karir Super.

Super memiliki keyakinan bahwa perkembangan konsep diri vokasional merupakan bagian dari 
perkembangan kehidupan secara keseluruhan, dan pemilihan pekerjaan merupakan usaha untuk 
mewujudkan konsep diri individu.

Konsep diri yang dimaksud dalam teori pengembangan karir Super bukan berupa konstruk kepribadian 
sebagai cermin konsep diri, melainkan lebih ke arah refleksi dari persepsi pribadi dan pembentukan 
lingkungan.

Berikut ini merupakan esensi dari teori yang dikembangkan oleh Super, konsep awalnya hanya sepuluh hal 
esensial,  namun dalam perkembangannya bertambah menjadi empat belas proposisi teori Super.
  • Setiap orang berbeda dalam hal potensi, kepribadian, kebutuhan, minat, sifat, dan konsep diri.
  • Setiap orang memiliki kualifikasi tertentu yang bisa cocok dengan sejumlah pekerjaan.
  • Setiap pekerjaan memiliki persyaratan khusus berupa kemampuan dan sifat kepribadian, yang memberikan kemungkinan untuk setiap orang mendapatkan beberapa pekerjaan yang sesuai, dan beberapa orang yang sesuai untuk sejumlah pekerjaan.
  • Pilihan pekerjaan dan kompetensi, situasi tempat tinggal dan bekerja individu, perubahan konsep diri melalui proses waktu dan pengalaman dan produk dari belajar sosial, perubahan-perubahan ini mulai stabil pada saat memasuki akhir masa remaja sampai pada tahap dewasa, dari hal ini memberikan kesempatan dalam memilih dan penyesuaian diri.
  • Proses perubahan dapat dikerangkakan dalam tahapan kehidupan (maxicycle) yang digambarkan dalam tahapan pertumbuhan (growth), eksplorasi (exploration), pembentukan (establishment), pemeliharaan (maintenance), dan penurunan (decline). Tahapan-tahapan ini dibagi ke dalam fase pencarian yaitu: fantasy, tentative, dan realistic, dan fase percobaan dan penetapan dalam masa pembentukan karir.
  • Hakikat pola karir yang merupakan bentuk pencapaian pekerjaan serta proses percobaan (frekuensi dan durasi) dalam setiap tahap, dipengaruhi oleh tingkat ekonomi keluarga, kemampuan mental/potensi, pendidikan, keterampilan, karakteristik kepribadian (kebutuhan, nilai,minat, sifat, dan konsep diri), kematangan karir dan peluang yang diperoleh.
  • Keberhasilan mengatasi tuntutan lingkungan dalam konteks tahap perkembangan kehidupan bergantung pada kesiapan individu dalam menghadapi tuntutan-tuntutan tersebut. Hal ini merupakan gambaran dari kematangan karir individu. Kematangan karir yang dimaksud merupakan konstelasi dari kematangan fisik, psikis, dan karakteristik sosial, dalam istilah psikologi hal ini dimaksud dengan aspek kognitif dan afektif. Kematangan ini termasuk di dalamnya tingkat keberhasilan dalam mengatasi tuntutan yang datang di tahap awal dan bagian yang ada di dalam setiap tahapan perkembangan karir
  •  Kematangan karir merupakan konstruk yang bersifat sementara.
  • Perkembangan dalam rentang kehidupan dapat dibimbing atau diarahkan, salah satunya dengan cara memfasilitasi kematangan minat dan kemampuan, dan cara bisa dilakukan dengan mengadakan pengujian realitas serta pengembangan konsep diri.
  • Proses pengembangan karir secara mendasar merupakan pengembangan dan implementasi dai konsep diri tentang pekerjaan. Proses ini merupakan perpaduan dan kompromi dimana konsep diri merupakan produk dari interaksi komponen-komponen yang secara inheren ada di dalam diri individu, seperti ; bakat, tampilan diri, kesempatan untuk melihat dan melakukan berbagai peran, dan evaluasi terhadap peran yang diambil ketika bertemu dengan peran lain yang lebih superior dan lebih rendah.
  • Proses sintesis antara faktor individual dan sosial, antara konsep diri dan realitas, merupakan salah satu bentuk bermain peran dan belajar dari umpan balik.
  • Kepuasan kerja dan kepuasan hidup bergantung dari proses perluasan pencarian sarana yang sesuai untuk memahami kemampuan, kebutuhan, nilai, minat, ciri-ciri kepribadian, konsep diri. Hal-hal tersebut akan sangat tergantung pada proses pembentukan dalam dunia kerja, situasi tempat kerja, dan cara menjalani kehidupan yang diperankan dalam berbagai peran yang merupakan proses pertumbuhan dan eksplorasi pengalaman yang memungkinkan untuk mempertimbangkan mana yang lebih sesuai dan lebih menyenangkan.
  • Tingkat kepuasan individu dapat diperoleh dari pekerjaannya jika hal tersebut sebanding dengan tingkat kemampuan mengimplementasikan konsep diri.
  • Pekerjaan dan jabatan memberikan kesempatan kepada individu untuk fokus menata kepribadiannya, sekalipun bagi sebagian orang fokus terhadap penataan kepribadian tidaklah penting, bersifat insidental, bahkan tidak harus ada. Fokus lain yang mungkin dianggap lebih penting adalah aktivitas mengisi waktu luang/liburan dan membuat rumah. Aspek-aspek yang menentukan pemilihan peran dalam karir (pekerja, pelajar, mengisi waktu luang, ibu rumah tangga, dan warga negara) adalah stereotipe dan model peran , bias ras dan etnis, peluang secara struktural, dan perbedaan-perbedaaan secara individual
Tiga konsep mendasar dari teori pengembangan karir Donald Super adalah : self, life-span, dan life-space. Self, merupakan fokus utama dalam teori Super, karena di dalam diri individulah proses perkembangan itu terjadi. Menurut super, Self  (diri individu) merupaka social organizer yang mengatur dirinya sendiri dalam mencari pengalaman. 

Diri individu dan peran yang dimilikinya merupakan hasil dari interaksi individu dan lingkungan. Konsepsi diri menurut Super dan Savickas (1996) merupakan bagian penting pemilihan karir dan adapatasi diri. Konsepsi tentang diri bisa bersifat objektif berupa identitas vokasional (kombinasi sejumlah ciri diri yang sesuai dengan diri individu, yang bisa dilihat oleh sendiri maupun orang lain), atau bersifat subjektif berupa konsep diri mengenai pekerjaan atau jabatan atau occupational self-concept (pemaknaan diri yang bersumber dari ciri diri). Pengakuan terhadap kondisi subjektif dalam proses pengembangan karir, merupakan perbedaan mendasar dengan teori Traits and factors, yang memiliki prinsip objektif dan berdasar pada data kuantitatif.

Life-span, konsep mengenai rentang kehidupan menunjukan proses pengembangan karir sepanjang rentang kehidupan individu, konsep ini menjadi dasar pengembangan tahap pengembangan pekerjaan untuk memahami tahap-tahap kehidupan.

Konsep ini digambarkan oleh Super dalam pelangi kehidpan karir life career rainbow, dimana bagian luar dari pelangi menggambarkan usia dan tahapan kehidupan. Seperti tergambar dalam diagram life career rainbow, terdapat lima tahapan pengembangan vokasional yaitu : growth, exploration, establishment, maintenance, dan decline, tahapan ini berkaitan erat dengan tahap perkembangan kehidupan,yaitu, masa anak-anak, remaja, dewasa awal, dewasa, dan masa tua, kedua konsep tahapan  perkembangan ini kurang lebih sama dalam rentang usia masing-masing tahapan.

Life-space, konsep ruang lingkup kehidupan dalam teori pengembangan karir Super memberikan gambaran dimensi konteksual dari teori Super, menunjukan konstelasi dari posisi dan pesan sosial yang diperankan oleh individu.

Super mengidentifikasi sembilan peran dalam kehidupan : anak-anak, pelajar, pengangguran, warga negara, pekerja, suami/istri, ibu rumah tangga, orang tua, dan pensiunan. Serta empat setting utama kehidupan, yaitu : rumah, komunitas, lembaga pendidikan, dan tempat kerja.

Super mengakui dengan tegas bahwa peran pekerjaan dari seseorang hanya merupakan salah satu peran dalam kehidupan. Seperti yang tergambar dalam life-career rainbow, dapat dilihat bahwa setiap peran berinteraksi dengan peran lainnya, yang menyebabkan setiap individu memiliki fokus dalam kehidupannya. Pengakuan terhadap berbagai peran dalam kehidupan meningkatkan pemahaman dalam mengkonseptualisasikan pengembangan karir.

3.        Career Construction : A Developmental Theory of Vocational Behavior
Secara sederhana teori konstruksi karir menyatakan bahwa “individuals construct their career by 
imposing meaning on their vocational behaviour and occupational experience”. Individu merancang 
karir dengan cara memaknai perilaku bekerja dan pengalaman dalam bekerja.

Savickas mengembangkan teori konstruksi karir dengan memformulasikan berbagai prinsip dari psikologi 
diferensial, psikologi perkembangan, serta sudut pandang yang dinamis terhadap pengembangan karir. 
Menurut Savickas hal ini dilakukan untuk dapat menjawab pertanyaan mengenai apa, bagaimana, dan 
mengapa proses pengembangan karir harus melalui tiga komponen yang termaktub di dalam teori konstruksi 
karir (vocational personality, career adaptability, life themes).

Komponen pertama vocational personaliy, yaitu kemampuan individu yang berhubungan dengan karir, 
kebutuhan, nilai dan minat. Secara mendasar komponen ini menguji isi dari konstruksi karir dengan 
menggunakan teori Holland mengenai hubungan pengorganisasian diri dan pengorganisasian sosial dalam 
pekerjaan. Teori konstruksi sosial memaknai minat sebagai suatu proses yang dinamis, bukan aspek 
kepribadian yang bersifat tetap, berdasarkan hal ini disarankan untuk tidak menjadikan minat sebagai bagian 
luar dari satu sifat yang menyarankan kesesuaian pekerjaan dengan kesuksesan pekerjaan. Savickas 
menegaskan, ketika suatu tes minat dilakukan dalam konseling karir, maka hasilnya harus digunakan untuk 
memetakan kemungkinan-kemungkinan dalam pengembangan karir, bukan sebagai prediksi atas kesesuaian 
dan kesuksesan dalam karir.

Komponen kedua adalah career adaptability, yaitu konsep yang berhubungan dengan  bagaimana individu 
menyusun suatu karir yang dimana identitas vokasional dengan bentuk karir yang akan dibangun. Savickas 
(2005) mendefinisikan career adaptability sebagai “ a psychosocial construct that denotes an 
individual’s readiness and resources for coping with current and imminent vocational developmental 
task, occupational transitions, and personal traumas”.

Jadi yang dimaksud dengan career adapatability, merupakan konstruk psikososial yang menunjukan 
kesiapan diri individu dan sumber-sumber terkait untuk mengatasi permasalahan dalam menuntaskan tugas 
perkembangan vokasional, transisi pekerjaan, dan trauma yang dialami oleh individu.

Savickas mendeskripsikan individu yang mampu beradaptasi (adaptive individual), yaitu :
a.    Menjadi lebih peduli mengenai masa depannya sebagai seorang pekerja.
b.   Meningkatkan kontrol diri dalam mengendalikan masa depan pekerjaan.
c.   Menunjukan semangat dan ketertarikan dengan cara mengeksplorasi kemungkinan tentang diri sendiri dan
     rencana masa depan.
d.   Meningkatkan kepercayaan diri untuk mewujudkan harapan.

Komponen ketiga adalah life-themes, yaitu komponen naratif yang berfokus pada alasan-alasan dalam 
perilaku karir. Secara sederhana maksud dari life-themes adalah motif-motif dalam pengembangan karir, hal 
ini bisa ditelusuri dengan menyimak cerita individu mengenai proses pengembangan karir dirinya. Dari cerita 
ini dapat diperoleh pola motif individu, dan pola-pola ini akan diperoleh makna tentang karir individu 
tersebut.

4.        Pendekatan Individual (Individualistic Approach)
Pendekatan ini merupakan hasil kerja Miller-Tiedman and Tiedman (1990), secara mendasar pendekatan ini 
memiliki kesamaan dengan teori Super dan Savickas, salah satu titik persamaannya adalah self sebagai 
fokus dan sentral dalam teori yang dikembangkan.

Konsep awal pendekatan individual berasal dari karya Tiedman dan O’Hara, lalu mengalami berbagai 
pengembangan dan penyempurnaan, yang terakhir oleh Miller-Tiedman dan Tiedman. Tiedman & O’Hara 
(1963) memandang pengembangan karir merupakan proses yang terus berjalan yang terkait dengan identitas 
ego, dari asumsi ini dapat terlihat bahwa ide Tiedman & O’Hara dipengaruhi oleh teori psikososial Erikson. 
Pengembangan diri dalam pemahaman teori ini dipengaruhi oleh aspek biologis, sosial, dan faktor situasional.

Proses pemilihan karir didefinisikan sebagai “ ...an attempt to help individual bring to conscious 
awareness all of factors inherernt in making decision so that they will be able make choice based on 
full knowledge of themselves and appropriate external information”. Proses pengembangan karir 
dalam konteks teori ini merupakan proses bantuan kepada individu untuk bisa lebih menyadari dan mengenal 
seluruh faktor yang melekat dalam dirinya sehingga dalam membuat keputusan mengenai pilihan karir dapat 
mengambil pilihan yang tepat berdasarkan pemahaman yang utuh tentang dirinya dan kesesuaian informasi 
yang diperoleh dari luar dirinya.

5.        Gottfredson’s Circumscription and compromise theory
Teori Gottfreson memfokuskan pada isi dari aspirasi karir, dan bagian-bagian perkembangan lainnya. 
Secara umum teori dari Gottfredson memiliki kesamaan asumsi dengan teori pengembangan karir lainnya 
yaitu “ career choice is a developmental process beginning in chilhood; occupational aspiration 
reflect people efforts to implement their self-concept; satisfaction with career choice depends on how 
well that choice fits the self-concept”.

Proses pemilihan karir merupakan proses perkembangan yang dimulai sejak masa kanak-kanak, aspirasi 
pekerjaan menggambarkan upaya individu untuk mewujudkan konsep dirinya. Kebahagiaan yang diperoleh 
dalam karir akan bergantung kepada sejauhmana pilihan karir sesuai dengan konsep dirinya.

Konsep dasar teori Gottfredson adalah teori perkembangan, namun demikian Gottfredson mengakuai 
persamaan dengan teori-teori lain seperti person-environment fit theories, yaitu teori yang menyatakan 
harus ada kesesuaian antara individu dengan lingkunga. Pemilihan pekerjaan merupakan proses pencocokan 
dan penyesuaian, dalam arti individu mencari pekerjaan yang sesuai dengan gambaran tentang dirinya. Selain 
itu teori individualistik dipengaruhi juga oleh konsep klasifikasi sosial, dan gender dalam pengembangan karir 
yang secara gamblang akan dibahas pada bab berikutnya.

Teori individual dari Gottfredson memiliki lima konsep utama yaitu : a) cognitif growth, b). Self-creation, 
c) circumscription, dan d). Stage of circumscription, e). compromise

Konsep pertama yaitu cognitive growth, Gottfredson menjelaskan bahwa kapasitas individu untuk belajar 
dan bernalar meningkat selama proses perkembangan dari mulai masa post-natal sampai usia remaja, 
perkembangan kemampuan mental individu mempengaruhi perilaku dan kehidupan. Dua produk utama dari 
proses ini adalah peta kognitif dan konsep diri mengenai pekerjaan. Kedua hal tersebut akan mempengaruhi 
pemahaman individu terhadap dunia kerja.

Konsep kedua yaitu self-creation, konsep ini berakar dari asumsi peran lingkungan dan bawaan dalam 
perkembangan individu, berikutnya Gottfredson mengembangkan konsep self-creation, dalam konsep ini 
individu dinyatakan sebagai pemeran sentral dalam perkembangan yang dijalaninya, semenjak dilahirkan 
individu mengarahkan dirinya sendiri, dan menciptakan perilakunya sendiri. Menurut Gottfredson melalui 
pengembangan pemahaman diri individu bisa lebih mampu mengarahkan dirinya sendiri. Pembatasan diri dan 
kompromi merupakan proses dimana individu memilih suatu jalan dan menghindari jalan yang lain, secara 
keseluruhan itulah yang disebut dengan proses self-definition dan self-creation.

Konsep ketiga adalah circumscription, yaitu suatu proses yang dilandasi oleh lima hal, yaitu :
a)   Individu berkembang dari tahap berpikir konkret ke arah berpikir abstrak seiring dengan 
      perkembangannya, setiap individu melakukan proses ini dalam tingkatan yang berbeda-beda.
b)      Proses perkembangan konsep diri terikat dengan pemilihan pekerjaan
c)      Ketika individu berkembang, informasi yang diperoleh mengenai diri dan karir semakin kompleks, hal 
      ini akan semakin bisa dipahami seiring perkembangan individu yang semakin dewasa.
d)   Konsep diri semakin jelas tergambar dan kompleks ketika individu mulai mencerna konsep-konsep yang lebih abstrak seperti peran gender dan pengelompokan status sosial.
e)    Pengembangan konsep diri terjadi dengan lambat dan bertahap, dimulai sejak individu belum 
     menyadari siapa dirinya, hingga diperolehnya kesadaran, yang bisa dilihat ketika individu mampu 
     mengekspresikan pilihan pekerjaan.
Konsep ke empat adalah stage of circumscription, tahap pembatasan ini terdiri dari empat tahap, yaitu :
a)    Tahap pertama adalah orientasi dalam hal kekuatan dan ukuran diri, tahap ini dimulai kira-kira sejak usia tiga sampai lima tahun. Pada tahap ini individu mulai bisa mengenal dan menyadari perbedaan dirinya dengan lingkungan disekitar, seperti dengan orang dewasa disekitarnya, orang dewasa berbeda dengan dirinya “anak kecil” dan pekerjaan merupakan bagian dari kehidupan orang dewasa.
b)    Tahap kedua adalah orientasi peran gender, tahap ini mulai muncul mulai dari usia enam tahun. Pada tahap ini individu mulai mengenali diri dan peran gendernya, individu mulai menyesuaikan diri, seperti bagaimana berpakaian yang sesuai sebagai anak laki-laki atau perempuan.
c)   Tahap ketiga adalah orientasi terhadap penilaian sosial. Tahap ini mulai berkembang pada usia sembilan sampai tiga belas tahun. Individu pada masa ini mulai menyadari peran kemasyarakatan, adanya perbedaan status antar anggota masyarakat. Individu mengetahui status sosial tinggi dan rendah, dan akan memilih pekerjaan yang memiliki status pekerjaan yang tinggi.
d)    Tahap ke empat adalah munculnya orientasi terhadap aspek internal individu. Tahap ini dimulai pada usia empat belas tahun, tahap ini sering disebut dengan masa krisis identitas dalam konteks psikologi perkembangan. Pada tahap ini, individu mulai memilih, menetapkan dan mencari alternatif mengenai perencanaan diri dan pekerjaannya.
Perubahan yang terjadi dalam setiap tahapan sangat berhubungan dengan konsep diri yang merupakan 
konsep utama dari teori Gottfredson. Konsep diri terdiri dari banyak elemen, termasuk di dalamnya yang 
terkait dengan pemilihan pekerjaan dan karir, seperti : peran gender, latar belakang status sosial, 
kecerdasan, minat pekerjaan, kompetensi dan nilai. Aspek yang paling signifikan pengaruhnya menurut 
teori ini adalah peran gender dan status sosial.
Konsep kelima adalah compromise, berbeda dengan konsep pembatasan, proses kompromi merupakan 
proses pencarian alternatif yang didasarkan pada realitas diluar diri individu. Hal ini didasarkan bahwa 
lingkungan ikut andil mempengaruhi kesempatan seseorang untuk memperoleh pekerjaan tertentu.
Hakikat dari konsep kompromi dalam teori ini adalah proses dimana individu melepaskan pilihan yang 
telah ditetapkan, kepada pilihan lain yang dianggap lebih realistis dan lebih mudah diraih. Kompromi bisa 
muncul ketika individu telah melakukan antisipasi terhadap kemungkinan eksternal hal ini disebut dengan 
kompromi antisipatik, selain itu kompromi bisa muncul ketika hambatan sudah jelas terlihat, kompromi 
ini disebut dengan experiental compromise.


Gottfredson menjelaskan empat prinsip dalam kompromi, yaitu :

  a)    Perkembangan dari kondisi yang diprioritaskan, dimana syarat yang relatif penting menjadi persyaratan 
       seperti jenis kelamin, prestise, dan jenis pekerjaan.
  b)  Prinsip kedua terkait dengan kapasitas individu dalam memilih sesuatu yang cukup bagus, dan tidak  
       memerlukan yang paling bagus.
  c)   Prinsip ketiga adalah ketika pilihan yang ada tidak memberikan kepuasan kepada individu, dan individu menolak untuk berkomitmen kepada pilihan manapun, karena tidak menginginkan hal yang sama.
 d) Prinsip keempat adalah proses menampung beberapa kemungkinan. Sebagai contoh, kebahagian individu akan ditentukan oleh tingkat kemampuan individu dalam mewujudkan berbagai keinginan lingkungannya, sekalipun pilihan untuk mewujudkan keinginan sendiri juga tersedia.

6.        Persamaan dan Perbedaan antar teori proses
Teori-teori perkembangan karir yang berfokus pada proses pada dasarnya memiliki persamaan konsep 
dalam hal proses pemilihan karir dan perkembangan merupakan bagian dari perkembangan individu itu 
sendiri. Secara lebih rinci berikut disajikan peta persamaan dan perbedaan antar teori yang sudah dibahas.
  
Tabel 1.1
Persamaan dan Perbedaan Antar Teori Perkembangan Karir

CONTENT INFLUENCE
Ginzberg
Super
Gottfredson
Miller-
Tiedman &
Tiedman
Savickas
Sistem Intrapersonal





Kecakapan





Bakat





Minat





Gender





Usia





Keterampilan





Etnis/ suku bangsa





Orientasi seksual





Keyakinan





Kesehatan





Kekurangan





Nilai





Pemahaman dunia kerja





Kepribadian





Konsep diri





Ciri-ciri fisik





Sistem sosial





Keluarga





Teman sebaya





Kelompok/komunitas





Institusi pendidikan





Media





Tempat kerja





Sistem lingkungan kemasyarakatan





Kebijakan politik





Trend sejarah





Pangsa pasar kerja





Letak geografis





Status ekonomi





Globalisasi





PROCESS INFLUENCE





Pengulangan





Perubahan sepanjang waktu





Kesempatan






Keterangan :

Tidak 
 

Diakui
 

Fokus 
  

  


Simpulan Bab
Dari lima teori pengembangan karir yang berfokus pada proses dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut :
1.  Pemilihan karir merupakan proses yang terintegrasi dalam perkembangan individu
2.  Perkembangan karir dimulai sejak awal masa anak-anak mengikuti masa fantasi, 
    tentatif, dan realistik
3. Teori pengembangan karir yang berfokus pada proses dilandasi oleh beberapa konsep, antara lain : 
    psikollogi diferensial, psikologi perkembangan, teori belajar sosial.
4. Teori Super merupakan teori yang paling banyak memberikan pengaruh terhadap pendekatan 
    pengembangan karir.




















Leave a Reply