MENUNGGU, itulah yang kau minta dariku dulu, sudah kulakukan, entah sudah berapa lama, dan aku pun heran apa yang membuatku mau menunggu, sedangkan dirimu saja enggan memperhatikanku. entahlah mungkin aku terlalu mencintaimu, sungguh lucunya.

kisah ini dimulai lima tahun yang silam, ketika pertama kali aku memutuskan untuk menjalani kehidupanku sendiri, aku ingin berpetualang, menjejaki semua kemungkinan, menghirup udara kebebasan, mencerna makna kehidupan, itulah yang mendorongku untuk melangkahkan kaki, memulai kisah pengembaraan yang sempat terhenti.

episode pengembaran kali ini lebih berwarna, karena banyak rasa dan kisah yang aku jalani, cinta, rindu, keringat, bosan, benci, kesal, dan sebuah penantian, ah, pokonya seperti rasa gado-gado semuanya tercampur diepisode ini.

usiaku belum genap 25 tahun saat aku memutuskan untuk meminang belahan jiwaku, yang akan menggenapkan rusuk-rusuk jiwaku, sehingga bisa lebih tegak berdiri. sedikit hasil keringat semasa kuliah sempat aku tukarkan untuk membeli cincin sederhana, yang akan aku jadikan pengingat kasih, bahwa kami berjanji akan saling menanti hingga saat tepat. masih aku ingat saat itu, satu hari sebelum wisuda sarjanaku, he..he.. jadi besok mau wisuda, saya mengajak keluarga bertandang ke rumah sang pujaan hati, sederhana saja alasannya, mumpung ada kesempatan keluarga besar berangkat ke bandung untuk wisuda, jadi supaya tidak kehilangan moment, sekalian saja melamar, jadi lebih ekonomis, he...he.. [ jangan ada yang kritik ya ].

(to be continu)

Leave a Reply