JATI DIRI PESERTA DIDIK DAN PERKEMBANGANNYA

(Upaya Memahami Siapa Peserta Didik Dan Upaya Pengembangannya)

Oleh : Aam Imaddudin, M.Pd
aam.imaddudin@umtas.ac.id
abahambu8485@gmail.com

( 16 Februari 2015)


ABSTRAK
Peserta didik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan. Sangatlah wajar jika para pendidik wajib memahami karakteristik peserta didik, baik dari tahap, aspek, dan tugas perkembangan.

Kajian perkembangan individu (peserta didik) merupakan proses ilmiah untuk mengkaji perubahan dan stabilitas dalam perkembangan peserta didik untuk mencari, menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan memodifikasi perkembangan peserta didik.

Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam proses pendidikan yang bertujuan untuk memfasilitasi proses perkembangan dan aktualisasi diri peserta didik. Untuk dapat mengembangan upaya yang tepat dalam proses memfasilitasi peserta didik, konselor sebagai pendidik perlu memahami karakteristik peserta didik ditinjau dari sudut perkembangan dengan segala ragam karakteristik dan permalasahannya.

Kata kunci : Peserta didik, perkembangan, Bimbingan dan Konseling.


A.           Rasional
Proses pendidikan sejatinya adalah untuk membantu manusia memperoleh kesejahteraan, salah satu indikatornya adalah tercapainya perkembangan diri peserta didik yang optimal dan teraktualkan, sehingga peserta didik mampu memberikan manfaat dari dirinya untuk diri dan lingkungan disekitarnya.

Secara tegas tujuan pendidikan nasional telah termaktub dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003, pendidikan merupakan :

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Pesan dari Bab I ayat 1 UUSPN NO.20 Tahun 2003 tersebut menyiratkan bahwa proses pendidikan merupakan usaha yang harus dijalani dengan penuh kesadaran baik dari sisi pendidik maupun peserta didik. Pendidik akan mampu mengembangkan suasana pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik, ketika pendidik memahami karakteristik peserta didik yang dibina, yang meliputi : tahap perkembangan (usia, fase dan karakteristik permasalahannya), aspek (ragam potensi dan aspek perkembangan), dan tugas perkembangan (tugas-tugas yang muncul pada setiap fase atau periode perkembangan individu).

Selain itu kebutuhan untuk memahami peserta didik dapat dilihat dari hak yang dimiliki oleh peserta didik merujuk pada Bab V Pasal 12, ayat 1 poin b dan f, UUSPN No.20 Tahun 2003 : (b). mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, dan (f). menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batasa waktu yang ditetapkan.

Pendidik berkewajiban memberikan pelayanan kepada peserta didik sebagai hak yang dilindungi oleh undang-undang. Oleh karena itu, sangatlah wajar bagi para pendidik untuk bisa memahami dan terus mencari sumber-sumber untuk bisa memahami peserta didik lebih tepat, hal ini dikarenakan perkembangan kajian mengenai perkembangan individu sudah sangat beragam dan pesat.

Kajian tentang perkembangan individu saat ini tidak lagi didekati secara terpisah, namun perkembangan individu difahami sebagai proses sepanjang hayat, sehingga, penelitian dan kajian ilmiah tentang perkembangan individu dikenal saat ini dengan istilah life-span development.

Pendekatan life-span development  menela’ah perkembangan individu dalam keseluruhan rentang kehidupan, dikarenakan permasalahan yang terkait dengan perkembangan manusia sangat kompleks, maka untuk memperoleh pemahaman yang utuh tentang manusia, harus dikaji oleh berbagai disiplin ilmu.

Kajian mengenai perkembangan manusia sudah menjadi sebuah kajian ilmiah yang memiliki empat tujuan utama, yaitu : 1. deskripsi (description), 2. penjelasan (explanation), 3. prediksi (prediction), 4. modifikasi perilaku (modification of behavior). (Papalia, 2004).

Tujuan pertama adalah mendapatkan deskripsi atau gambaran mengenai perubahan dan perkembangan dalam individu, sebagai contoh, ketika secara umum anak-anak mampu mengucapkan kata pertamanya pada usia tertentu, para ahli perkembangan menganalisis dalam skala yang lebih luas dengan objek penelitian yang lebih beragam untuk memperoleh gambaran umum tentang aspek perkembangan bahasa.

Gambaran umum inilah yang dijadikan pijakan dalam menjelaskan secara sistematis proses perubahan dan perkembangan, serta berbagai macam hal yang mempengaruhi perkembangan individu. Sebagai contoh, penjelasan bagaiamana anak-anak memperoleh kemampuan berbahasa, lalu kenapa pada kasus tertentu seperti Viktor wild boy of Averyon – anak liar yang ditemukan di daerah Averyon-- (Papalia, 2004), tidak mampu berbahasa dengan baik, dari kasus ini dapat diperoleh  penjelasan mengenai berbagai kemungkinan penyebab, hal ini bisa dijadikan bahan prediksi ilmiah mengenai kemampuan berbahasa dan tahap perkembangannya.

Tujuan terakhir dari kajian perkembangan secara ilmiah adalah diperolehnya kesadaran dan pemahaman yang tepat mengenai aspek perkembangan individu, yang pada akhirnya bisa membantu dalam mengembangkan model-model intervensi, pembelajaran, atau bentul layanan dalam upaya membantu individu merubah atau meningkatkan perilaku tertentu. 


B.      Pembahasan

Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang menuju diri yang teraktualkan. Peserta didik merupakan bagian dari anggota masyarakat yang berusaha  mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (UUSPN No.20 Th. 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 4).

Proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik hakikatnya adalah mengembangkan potensi dirinya, ragam potensi yang akan dikembangkan berhubungan erat dengan perkembangan peserta didik sebagai individu. Perkembangan individu inilah yang perlu dipahami oleh pendidik, karena upaya yang dilakukan oleh pendidikan melalui proses pembelajaran adalah upaya yang secara aktif dan sadar untuk mengembangkan suasana pembelajaran yang dapat memfasilitasi perkembangan potensi individu.

Proses perkembangan individu memiliki wilayah kajian yang cukup luas dan beragam, bahkan dikaji secara lintas keilmuan. Namun terkait dengan kebutuhan dari perspektif pendidik, perkembangan individu dapat dilihat dari tinjauan psikologi perkembangan.

Isu-isu yang sering muncul dalam mengkaji perkembangan individu antara lain : tahap perkembangan, aspek perkembangan, dan tugas perkembangan.

1.        Tahap Perkembangan
Konsep mengenai pengelompokan tahap perkembangan individu berkembang mengacu pada aturan dan konstruksi sosial tertentu. Maksud dari konstruksi sosial disini adalah ide dasar mengenai hakikat dari sebuah realita yang secara luas diakui dan diterima oleh masyarakat pada rentang waktu tertentu, yang didasarkan pada asumsi dan persepsi subjektif dari masyarakat tersebut. Pada dasarnya tidak ada konsep atau teori yang bisa mendefinisikan kapan seorang anak kecil menjadi dewasa, atau seorang pemuda menjadi orang tua.

Sebagai ilustrasi, konsep masa anak-anak dalam sudut pandang suatu konstruksi sosial dipandang sebagai orang dewasa kecil, dalam arti dapat diperlakukan seperti orang dewasa. Berbagai bukti menunjukan diberbagai negara berkembang, anak-anak banyak dipekerjakan dengan jumlah waktu kerja yang kurang lebih hampir sama dengan orang dewasa.

Pengelompokan tahap perkembangan manusia di negara-negara maju seperti di Amerika, Eropa telah mengetahui, mengakui, dan memahami tahap perkembangan manusia, seperti masa perkembangan remaja. Namun di negara-negara pra-industri atau negara terbelakang, konsep pentahapan perkembangan seperti yang dipahami sekarang tidaklah berlaku.

Sebagai contoh Papalia (2004) menjelaskan bahwa di suku Chippewa- Indian, konsep masa remaja tidak dikenal dalam konsep perkembangan orang-orang tersebut. Konsep perkembangan di suku Chippewa hanya mengenal konsep anak-anak, dewasa dan orang tua. Selain itu, beberapa suku di benua Afrika juga demikian, di Suku Gussi di Kenya, tidak mengenal konsep masa tengah perkembangan (masa remaja dan dewasa awal).

Tahap perkembangan yang dibahas dalam literatur psikologi perkembangan secara umum masih merujuk pada konsep perkembangan di di Barat (Eropa dan Amerika ) yang meliputi kajian aspekk perkembangan fisik dan psikomotorik, kognitif, dan psikososial.

2.        Aspek Perkembangan
Perubahan dan ketetapan terjadi dalam berbagai aspek perkembangan individu. Para ahli perkembangan membahas secara terpisah berbagai aspek perkembangan, seperti perkembangan fisik, kognitif, dan perkembangan psikososial. Namun, pada hakikatnya semua aspek perkembangan  merupakan hal yang saling terkait, dalam keseluruhan rentang kehidupan, masing-masing aspek perkembangan memberikan pengaruh kepada aspek yang lain, dan secara keseluruhan aspek-asepk perkembangan ini merupakan bagian penting dalam perkembangan individu.

Perkembangan tubuh dan otak, kemampuan sensoris, kemampuan motorik, dan kesehatan, merupakan sebagian dari aspek perkembangan fisik. Aspek-aspek perkembangan  dalam domain fisik bisa mempengaruhi perkembangan domain lainnya. Sebagai contoh, pada masa remaja, pertumbuhan secara fisik terjadi sangat pesat, termasuk berkembangnya hormon-hormon dalam tubuh, hal ini memicu perkembangan domain lain, seperti domain psikososial.

Perubahan dan kemantapan dalam kemampuan mental, seperti belajar, memperhatikan, ingatan, bahasa, berpikir, berargumentasi, dan kreativitas merupakan bagian dari perkembangan domain kognitif beserta fungsingnya. Perkembangan domain kognitif sangat erat hubungannya dengan perkembangan fisik dan emosi. Sebagai contoh, kemampuan berbicara tergantung pada perkembangan fisik, yaitu otak dan mulut. Anak yang sulit mengekspresikan dirinya dalam kata-kata, akan memicu reaksi negatif terhadap orang lain, serta akan mempengaruhi popularitas dan harga dirinya.

Sedangkan perubahan dan kemantapan dalam perkembangan emosi, kepribadian, dan perkembangan kemampuan berhubungan secara sosial merupakan bagian dari perkembangan domain psikososial, domain ini bisa mempengaruhi domain lain seperti kemampuan kognitif dan keberfungsian fisik.

3.             Tugas Perkembangan
Proses perkembangan individu berlangsung secara bertahap mengikuti hukum-hukum perkembangan dan fase-fase perkembangan yang berjalan secara bertahap. Setiap fase menuntut kemampuan-kemampuan tertentu yang dapat menunjang perkembangan individu pada masa tersebut, serta menunjang proses perkembangan berikutnya. Ketika individu mengalami gangguan pada salah satu tahap dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan secara keseluruhan.

Tugas perkembangan secara konseptual menurut Havighurst (Syamsu Yusuf, 2009:65) adalah “ a developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, successfull achievment of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, and difficulty with later task”.

Tugas perkembangan menjadi bagian penting dalam perkembangan individu, ketika individu mampu menguasai dan menuntaskan berbagai tugas perkembangan dalam setiap fase perkembangan yang dilaluinya, maka individu tersebut akan mendapatkan kebahagian dan dapat menjalani tugas perkembangan pada fase berikutnya dengan lebih siap. Namun sebaliknya, jika tugas perkembangan pada fase tertentu tidak dapat dituntaskan oleh individu maka, proses perkembangan individu tersebut akan mengalami hambatan atau gangguan.

Oleh karena itu para pendidik termasuk di dalamnya konselor, perlu mengetahui dan memahami karakteristik peserta didik, dan dinamika perkembangan pada setiap fase, termasuk memahami tugas perkembangan pada setiap tahapan perkembangan.

C.            Simpulan
Dari bahasan mengenai kajian perkembangan manusia diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Memahami perkembangan peserta didik merupakan proses ilmiah untuk mengkaji perubahan dan
   stabilitas dalam perkembangan individu
2.Tujuan mempelajari perkembangan individu bertujuan untuk mencari, menggambarkan, 
    menjelaskan, memprediksi dan memodifikasi perkembangan.
3. Tahap perkembangan individu dibagi menjadi delapan tahapan, yaitu : pre-natal, bayi , kanak-
    kanak, anak, remaja, dewasa awal, dewasa, dewasa akhir. Setiap periode memiliki kebutuhan dan 
    tugas perkembangan tertentu dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan budaya.
4. Tiga domain perkembangan yang menjadi fokus kajian adalah : perkembangan fisik, kognitif, dan 
    psikososial.
5. Tugas perkembangan merupakan sejumlah tugas yang muncul dalam setiap periode dan harus 
    tuntas dikuasai oleh individu, jika tidak berhasil menuntaskan penguasaan tugas perkembangan 
    pada periode tertentu akan menghambat perkembangan dan membawa individu pada ketidak 
    bahagiaan.




Referensi

Papalia, Diane E. et.al. (2004) Human Development 9th ed. India :McGraw-Hill Education Pvt Ltd.

Robert J. Havighurst. (TT). Characteristics of Developmental Task. Tersedia di: http://www.utpa.edu [ 091010]

Sekretaris Negara Republik Indonesia (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sekretaris Negara Republik Indonesia.

Yusuf, S.L.N dan Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf. LN. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya

Leave a Reply