Sekilas Tentang Teori Ginzberg

Oleh : Aam Imaddudin (2012)
aam.imaddudin@umtas.ac.id



Tulisan ini disarikan dari salah bab teori-teori karir yang berfokus pada proses dalam buku
Career Development and System Theory : Connecting Theory and Practice ( Patton Wendy & McMahon, Mary (2006).




Gagasan dan hasil penelitian Ginzberg, dkk. merupakan salah satu bagian dari sejarah perkembangan teori karir. Teori  yang digagas oleh Ginzberg merupakan bentuk yang berbeda dari teori trait & factor yang bersifat statis, teori Ginzberg merupakan cikal bakal teori perkembangan karir.

Teori karir dari Ginzberg merupakan teori yang pertama memfokuskan proses pemilihan karir berdasarkan tahap perkembangan individu. Ide dasar teori ini muncul dengan asumsi bahwa proses pemilihan merupakan bagian dari proses perkembangan individu itu sendiri.

Perkembangan karir dimulai sejak awal masa anak-anak dan terus berkembang sejalan dengan tiga tahap utama perkembangan karir, yang akan mengantarkan individu memilih dan menetapkan pilihan karir pada masa dewasa. Selama proses perkembangan ini, banyak keputusan karir diambil oleh individu seiring sejalan dengan berbagai tugas perkembangan pada masa remaja awal dan masa remaja.

Tiga tahap utama yang dimaksud oleh Ginzberg, dkk. Adalah : tahap fantasi, tahap tentatif, dan tahap realistik. Pemilihan karir atau pekerjaan pada tahap fantasi didasarkan pada hasil identifikasi individu terhadap peran-peran orang dewasa yang ada di sekitar lingkungan perkembangan individu.

Tahap tentatif melibatkan proses yang lebih matang dibanding dengan tahap fantasi. Individu pada tahap ini mulai menetapkan pilihan berdasarkan minat dan kemamampuan yang dimilikinya. Selanjutnya pemilihan karir didasarkan pada pertimbangan minat, potensi dan kapasitas diri. Pada tahap ini pula mulai muncul kesadaran terhadap nilai-nilai pribadi yang berhubungan dengan pilihan karir.

Tahap terakhir yaitu tahap realistik, tahap ini merupakan tahap trasnsisi yang akan mengantarkan pada awal tahap realistik yaitu proses ekspolarasi. Proses eksplorasi yang dilakukan oleh individu pada tahap terakhir ini akan mengantarkan pada pencapaian penyatuan berbagai unsur dari proses sebelumnya, seperti pemahaman terhadap minat, kemampuan, dan kemampuan untuk meleburkan dua hal tersebut dengan nilai-nilai keluarga dan masyarakat serta nilai-nilai pribadi dirinya.

Setelah ketiga tahapan ini terlampaui, individu mulai mengimplementasikan pilihan-pilihan secara tentatif, dan melakukan evaluasi terhadap timbal-balik yang diperoleh. Selain itu kemunculan perwujudan karir yang sebenarnya bisa terjadi jika individu sudah membuat komitmen dengan pilihan karirnya, maka proses pengembangan karir individu bisa dikatakan lengkap.

Teori awal yang dikembangkan oleh Ginzberg terdiri dari tiga konsep utama yaitu : 1) proses, 2) irreversibility (ketetapan), 3) kompromi (compromise). Konsep proses yang dimaksud merupakan proses penetapan pilihan karir yang muncul semenjak masa remaja awal hingga akhir masa remaja, atau menginjak pada masa individu menginjak usai dua puluhan, dimana individu mulai meyakini harus membuat komitmen terhadap pilihan karir atau pekerjaan. Komitmen terhadap pilihan karir yang dilakukan oleh individu, nampak seperti tidak bisa diubah lagi, yang didasarkan pada pemahaman atau asumsi bekerja untuk kehidupan.

Irreversibility atau ketetapan pilihan karir didasarkan pada satu asumsi bahwa proses pendidikan dan pelatihan yang pernah dialami oleh individu dapat mengantarkan individu pada suatu keadaan dimana individu dapat memperoleh kesempatan untuk merubah pilihan karirnya. Konsep lain dalam pemilihan karir menurut Ginzberg didasarkan pada kompromi individu terkait dengan minat dan kemampuan dan kesesuaiannya dengan realitas dunia kerja.

Pemilihan karir didasarkan pada empat variabel, yaitu : 1) realitas, 2) proses pendidikan dan latihan, 3) interaksi dengan lingkungan, 4) nilai-nilai pribadi. Pertama, Realitas yang dimaksud adalah keadaan-keadaan (dunia kerja dan lingkungan) yang bisa memberi dorongan untuk memilih karir. Kedua, Proses pendidikan dianggap sebagai pengaruh utama dalam pemilihan karir, karena melalui  pendidikan individu bisa memperoleh peluang yang lebih luas dalam pemilihan karir, atau bisa membatasi dengan kekhususan keterampilan yang dihasilkan melalui proses pendidikan. Ketiga, interaksi individu dengan lingkungan, salah satunya adalah kepuasan yang diperoleh individu dari dunia kerja baik secara langsung ataupu tidak, digambarkan sebagai faktor emosional yang mempengaruhi pemilihan karir. Terakhir, nilai-nilai pribadi individu merupakan gambaran dari kebutuhan individu untuk mendapatkan kepuasan dalam pemilihan karir. Variabel-variabel tersebut merupakan dalil-dalil yang digunakan dalam penjelasan tahapan pengembangan karir dari teori Ginzberg.

Paparan di atas, memberikan gambaran bahwa sekalipun teori Ginzberg digadang-gadang sebagai cikal bakal teori karir yang didasarkan pada perkembangan, namun dalam proses pemilihan karir sebenarnya menyerupai model sebelumnya (traits and factors) yang telah dibahas sebelumnya, serta teori kontekstual yang akan dibahas pada bab berikutnya.

Pada awalnya teori yang digagas oleh Ginzberg menerima konsep pengembangan karir sepanjang hayat, namun pada perkembangan berikutnya teori yang dikembangkan oleh Ginzberg, dkk. mengalami revisi. Pada perubahan ini, Ginzberg mengakui bahwa perkembangan karir individu tidak hanya terjadi pada awal masa dewasa saja, melainkan dalam keseluruhan proses dan tahap kehidupan, dimana individu terus berusaha mencari kepuasan dari keputusan karir yang diambil dengan cara terus memperbaiki dan meningkatkan kesesuian antara perubahan tujuan karir dengan realitas yang terjadi dalam dunia kerja.

Perubahan asumsi dasar ini merupakan perubahan yang paling mendasar. Berikutnya Ginzberg pada tahun 1972 mereformulasi teorinya menjadi sociopsychological theory, karena Ginzberg memfokuskan teorinya pada “faktor realitas” yang memposisikan individu sebagai pusat dari proses pengambilan keputusan yang disebut oleh Ginzberg sebagai “prime power” atau “principle actor”.

Perubahan lain dalam teori Ginzberg adalah perubahan dalam esensi teori, Ginzberg menyatakan “ occopational choice is a life long process of decision making in which individual constantly seek to find the optional fit between career goals and realities of world work”. Dari konsep tersebut terlihat pergeseran konsep karir dari Ginzberg sudah lebih pragmatis, karena mendefinisikan karir sebagai pemilihan pekerjaan, sekalipun demikian konsep sepanjang hayat dalam tetap menjadi bagian utama dalam teori perkembangan karir yang dikembangkan oleh Ginzberg.

Berikut ini merupakan tiga aspek mendasar yang mengalami perubahan dari teori yang dikembangkan oleh Ginzberg.
1)    Pemilihan pekerjaan merupakan sebuah proses yang selalu terbuka selama individu berkeinginan membuat keputusan mengenai pekerjaan dan karirnya. Dalam beberapa peristiwa pemilihan pekerjaan memiliki ruang lingkup yang sama dengan masa kerja individu.
2)           Proses pengambilan keputusan yang berulang-ulang yang dilakukan individu pada masa persiapan akan 
         membentuk dan memberikan pengaruh dalam karirnya, yaitu berlanjutnya proses perubahan sejalan 
         dengan kehidupan dan pekerjaannya.
3)            Individu membuat keputusan mengenai pekerjaan dan karir bertujuan untuk mendapatkan kepuasan 
       yang utuh dengan cara melihat kemungkinan kesesuaian yang paling tepat antara prioritas kebutuhan dengan keinginan dan peluang dan tantangan yang akan dihadapi dalam dunia kerja.

Sekalipun teori perkembangan karir yang dikembangkan oleh Ginzberg mengalami beberapa kali perubahan, teori ini merupakan teori awal yang memberikan pengaruh signifikan dalam teori perkembangan karir. Perubahan-perubahan asumsi teori dari Ginzberg menunjukan kepekaan beliau terhadap trend perkembangan karir.


Sumber :
Patton, Wendy & McMahon, Mary (2006). Career Development and System Theory : Connecting Theory and Practice. Netherlands : Sense Publisher. 

Leave a Reply