JATI DIRI
PESERTA DIDIK DAN PERKEMBANGANNYA
(Upaya
Memahami Siapa Peserta Didik Dan Upaya Pengembangannya)
Oleh
: Aam Imaddudin
aam.imaddudin@umtas.ac.id
aam.imaddudin@umtas.ac.id
abahambu8485@gmail.com
(2014)
Abstrak
Peserta
didik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan. Sangatlah
wajar jika para pendidik wajib memahami karakteristik peserta didik, baik dari
tahap, aspek, dan tugas perkembangan.
Kajian
perkembangan individu (peserta didik) merupakan proses ilmiah untuk mengkaji
perubahan dan stabilitas dalam perkembangan peserta didik untuk mencari,
menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan memodifikasi perkembangan peserta
didik.
Layanan
bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam proses pendidikan yang
bertujuan untuk memfasilitasi proses perkembangan dan aktualisasi diri peserta
didik. Untuk dapat mengembangan upaya yang tepat dalam proses memfasilitasi
peserta didik, konselor sebagai pendidik perlu memahami karakteristik peserta didik
ditinjau dari sudut perkembangan dengan segala ragam karakteristik dan
permalasahannya.
Kata kunci : Peserta didik,
perkembangan, Bimbingan dan Konseling.
A.
Rasional
Proses
pendidikan sejatinya adalah untuk membantu manusia memperoleh kesejahteraan,
salah satu indikatornya adalah tercapainya perkembangan diri peserta didik yang
optimal dan teraktualkan, sehingga peserta didik mampu memberikan manfaat dari
dirinya untuk diri dan lingkungan disekitarnya.
Secara tegas tujuan pendidikan nasional telah
termaktub dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003,
pendidikan merupakan :
usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Pesan dari Bab I
ayat 1 UUSPN NO.20 Tahun 2003 tersebut menyiratkan bahwa proses pendidikan
merupakan usaha yang harus dijalani dengan penuh kesadaran baik dari sisi
pendidik maupun peserta didik. Pendidik akan mampu mengembangkan suasana
pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik, ketika pendidik
memahami karakteristik peserta didik yang dibina, yang meliputi : tahap
perkembangan (usia, fase dan karakteristik permasalahannya), aspek (ragam
potensi dan aspek perkembangan), dan tugas perkembangan (tugas-tugas yang
muncul pada setiap fase atau periode perkembangan individu).
Selain itu kebutuhan untuk memahami peserta didik
dapat dilihat dari hak yang dimiliki oleh peserta didik merujuk pada Bab V
Pasal 12, ayat 1 poin b dan f, UUSPN No.20 Tahun 2003 : (b). mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, dan (f). menyelesaikan
program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak
menyimpang dari ketentuan batasa waktu yang ditetapkan.
Pendidik berkewajiban memberikan pelayanan kepada
peserta didik sebagai hak yang dilindungi oleh undang-undang. Oleh karena itu,
sangatlah wajar bagi para pendidik untuk bisa memahami dan terus mencari
sumber-sumber untuk bisa memahami peserta didik lebih tepat, hal ini
dikarenakan perkembangan kajian mengenai perkembangan individu sudah sangat
beragam dan pesat.
Kajian tentang perkembangan individu saat ini tidak
lagi didekati secara terpisah, namun perkembangan individu difahami sebagai
proses sepanjang hayat, sehingga, penelitian dan kajian ilmiah tentang
perkembangan individu dikenal saat ini dengan istilah life-span development.
Pendekatan life-span
development menela’ah perkembangan
individu dalam keseluruhan rentang kehidupan, dikarenakan permasalahan yang
terkait dengan perkembangan manusia sangat kompleks, maka untuk memperoleh
pemahaman yang utuh tentang manusia, harus dikaji oleh berbagai disiplin ilmu.
Kajian mengenai perkembangan manusia sudah menjadi
sebuah kajian ilmiah yang memiliki empat tujuan utama, yaitu : 1. deskripsi (description), 2. penjelasan (explanation), 3. prediksi (prediction), 4. modifikasi perilaku (modification of behavior). (Papalia,
2004).
Tujuan pertama adalah mendapatkan deskripsi atau
gambaran mengenai perubahan dan perkembangan dalam individu, sebagai contoh,
ketika secara umum anak-anak mampu mengucapkan kata pertamanya pada usia
tertentu, para ahli perkembangan menganalisis dalam skala yang lebih luas
dengan objek penelitian yang lebih beragam untuk memperoleh gambaran umum
tentang aspek perkembangan bahasa.
Gambaran umum inilah yang dijadikan pijakan dalam
menjelaskan secara sistematis proses perubahan dan perkembangan, serta berbagai
macam hal yang mempengaruhi perkembangan individu. Sebagai contoh, penjelasan
bagaiamana anak-anak memperoleh kemampuan berbahasa, lalu kenapa pada kasus
tertentu seperti Viktor wild boy of
Averyon – anak liar yang ditemukan di daerah Averyon-- (Papalia, 2004),
tidak mampu berbahasa dengan baik, dari kasus ini dapat diperoleh penjelasan mengenai berbagai kemungkinan
penyebab, hal ini bisa dijadikan bahan prediksi ilmiah mengenai kemampuan
berbahasa dan tahap perkembangannya.
Tujuan terakhir dari kajian perkembangan secara
ilmiah adalah diperolehnya kesadaran dan pemahaman yang tepat mengenai aspek
perkembangan individu, yang pada akhirnya bisa membantu dalam mengembangkan
model-model intervensi, pembelajaran, atau bentul layanan dalam upaya membantu
individu merubah atau meningkatkan perilaku tertentu.
B.
Pembahasan
Peserta didik adalah individu yang
sedang berkembang menuju diri yang teraktualkan. Peserta didik merupakan bagian
dari anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (UUSPN No.20 Th. 2003 Bab I
Pasal 1 Ayat 4).
Proses belajar yang dilakukan oleh
peserta didik hakikatnya adalah mengembangkan potensi dirinya, ragam potensi
yang akan dikembangkan berhubungan erat dengan perkembangan peserta didik
sebagai individu. Perkembangan individu inilah yang perlu dipahami oleh
pendidik, karena upaya yang dilakukan oleh pendidikan melalui proses
pembelajaran adalah upaya yang secara aktif dan sadar untuk mengembangkan
suasana pembelajaran yang dapat memfasilitasi perkembangan potensi individu.
Proses perkembangan individu memiliki
wilayah kajian yang cukup luas dan beragam, bahkan dikaji secara lintas
keilmuan. Namun terkait dengan kebutuhan dari perspektif pendidik, perkembangan
individu dapat dilihat dari tinjauan psikologi perkembangan.
Isu-isu yang
sering muncul dalam mengkaji perkembangan individu antara lain : tahap
perkembangan, aspek perkembangan, dan tugas perkembangan.
1.
Tahap Perkembangan
Konsep mengenai pengelompokan tahap perkembangan
individu berkembang mengacu pada aturan dan konstruksi sosial tertentu. Maksud
dari konstruksi sosial disini adalah ide dasar mengenai hakikat dari sebuah
realita yang secara luas diakui dan diterima oleh masyarakat pada rentang waktu
tertentu, yang didasarkan pada asumsi dan persepsi subjektif dari masyarakat
tersebut. Pada dasarnya tidak ada konsep atau teori yang bisa mendefinisikan
kapan seorang anak kecil menjadi dewasa, atau seorang pemuda menjadi orang tua.
Sebagai ilustrasi, konsep masa anak-anak dalam sudut
pandang suatu konstruksi sosial dipandang sebagai orang dewasa kecil, dalam
arti dapat diperlakukan seperti orang dewasa. Berbagai bukti menunjukan
diberbagai negara berkembang, anak-anak banyak dipekerjakan dengan jumlah waktu
kerja yang kurang lebih hampir sama dengan orang dewasa.
Pengelompokan tahap perkembangan manusia di
negara-negara maju seperti di Amerika, Eropa telah mengetahui, mengakui, dan
memahami tahap perkembangan manusia, seperti masa perkembangan remaja. Namun di
negara-negara pra-industri atau negara terbelakang, konsep pentahapan
perkembangan seperti yang dipahami sekarang tidaklah berlaku.
Sebagai contoh Papalia (2004) menjelaskan bahwa di
suku Chippewa- Indian, konsep masa remaja tidak dikenal dalam konsep
perkembangan orang-orang tersebut. Konsep perkembangan di suku Chippewa hanya
mengenal konsep anak-anak, dewasa dan orang tua. Selain itu, beberapa suku di
benua Afrika juga demikian, di Suku Gussi di Kenya, tidak mengenal konsep masa
tengah perkembangan (masa remaja dan dewasa awal).
Tahap perkembangan yang dibahas dalam literatur
psikologi perkembangan secara umum masih merujuk pada konsep perkembangan di di
Barat (Eropa dan Amerika ) yang meliputi kajian aspekk perkembangan fisik dan
psikomotorik, kognitif, dan psikososial.
2.
Aspek Perkembangan
Perubahan dan ketetapan terjadi dalam berbagai aspek
perkembangan individu. Para ahli perkembangan membahas secara terpisah berbagai
aspek perkembangan, seperti perkembangan fisik, kognitif, dan perkembangan
psikososial. Namun, pada hakikatnya semua aspek perkembangan merupakan hal yang saling terkait, dalam
keseluruhan rentang kehidupan, masing-masing aspek perkembangan memberikan
pengaruh kepada aspek yang lain, dan secara keseluruhan aspek-asepk
perkembangan ini merupakan bagian penting dalam perkembangan individu.
Perkembangan tubuh dan otak, kemampuan sensoris,
kemampuan motorik, dan kesehatan, merupakan sebagian dari aspek perkembangan
fisik. Aspek-aspek perkembangan dalam
domain fisik bisa mempengaruhi perkembangan domain lainnya. Sebagai contoh,
pada masa remaja, pertumbuhan secara fisik terjadi sangat pesat, termasuk
berkembangnya hormon-hormon dalam tubuh, hal ini memicu perkembangan domain
lain, seperti domain psikososial.
Perubahan dan kemantapan dalam kemampuan mental,
seperti belajar, memperhatikan, ingatan, bahasa, berpikir, berargumentasi, dan
kreativitas merupakan bagian dari perkembangan domain kognitif beserta
fungsingnya. Perkembangan domain kognitif sangat erat hubungannya dengan
perkembangan fisik dan emosi. Sebagai contoh, kemampuan berbicara tergantung
pada perkembangan fisik, yaitu otak dan mulut. Anak yang sulit mengekspresikan
dirinya dalam kata-kata, akan memicu reaksi negatif terhadap orang lain, serta
akan mempengaruhi popularitas dan harga dirinya.
Sedangkan perubahan dan kemantapan dalam
perkembangan emosi, kepribadian, dan perkembangan kemampuan berhubungan secara
sosial merupakan bagian dari perkembangan domain psikososial, domain ini bisa
mempengaruhi domain lain seperti kemampuan kognitif dan keberfungsian fisik.
3.
Tugas
Perkembangan
Proses perkembangan individu berlangsung secara bertahap
mengikuti hukum-hukum perkembangan dan fase-fase perkembangan yang berjalan
secara bertahap. Setiap fase menuntut kemampuan-kemampuan tertentu yang dapat
menunjang perkembangan individu pada masa tersebut, serta menunjang proses
perkembangan berikutnya. Ketika individu mengalami gangguan pada salah satu
tahap dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan secara keseluruhan.
Tugas perkembangan secara konseptual menurut Havighurst
(Syamsu Yusuf, 2009:65) adalah “ a
developmental task is a task which arises at or about a certain period in the
life of the individual, successfull achievment of which leads to his happiness
and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the
individual, disaproval by society, and difficulty with later task”.
Tugas
perkembangan menjadi bagian penting dalam perkembangan individu, ketika
individu mampu menguasai dan menuntaskan berbagai tugas perkembangan dalam
setiap fase perkembangan yang dilaluinya, maka individu tersebut akan
mendapatkan kebahagian dan dapat menjalani tugas perkembangan pada fase
berikutnya dengan lebih siap. Namun sebaliknya, jika tugas perkembangan pada
fase tertentu tidak dapat dituntaskan oleh individu maka, proses perkembangan
individu tersebut akan mengalami hambatan atau gangguan.
Oleh karena itu
para pendidik termasuk di dalamnya konselor, perlu mengetahui dan memahami
karakteristik peserta didik, dan dinamika perkembangan pada setiap fase,
termasuk memahami tugas perkembangan pada setiap tahapan perkembangan.
C.
Simpulan
Dari bahasan mengenai kajian perkembangan manusia
diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Memahami
perkembangan peserta didik merupakan proses ilmiah untuk mengkaji perubahan dan
stabilitas dalam perkembangan individu
2. Tujuan
mempelajari perkembangan individu bertujuan untuk mencari, menggambarkan,
menjelaskan, memprediksi dan memodifikasi perkembangan.
3. Tahap
perkembangan individu dibagi menjadi delapan tahapan, yaitu : pre-natal, bayi ,
kanak-
kanak, anak, remaja, dewasa awal, dewasa, dewasa akhir. Setiap periode
memiliki kebutuhan dan
tugas perkembangan tertentu dan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan budaya.
4. Tiga
domain perkembangan yang menjadi fokus kajian adalah : perkembangan fisik, kognitif,
dan
psikososial.
5. Tugas
perkembangan merupakan sejumlah tugas yang muncul dalam setiap periode dan
harus
tuntas dikuasai oleh individu, jika tidak berhasil menuntaskan penguasaan
tugas perkembangan
pada periode tertentu akan menghambat perkembangan dan
membawa individu pada ketidak
bahagiaan.
Referensi
Papalia,
Diane E. et.al. (2004) Human Development
9th ed. India :McGraw-Hill Education Pvt Ltd.
Robert
J. Havighurst. (TT). Characteristics
of Developmental Task. Tersedia di: http://www.utpa.edu
[ 091010]
Sekretaris Negara Republik Indonesia
(2003). Undang-Undang Republik Indonesia
No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sekretaris
Negara Republik Indonesia.
Yusuf, S.L.N dan
Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf. LN. (2000). Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Kontributor
Pengunjung
186,451
Teman
Insight Corner
- catatan kaki (5)
- cerita cinta (1)
- counseling (13)
- Filsafat (1)
- pendidikan (5)
- research in counseling (1)
musiQu
Catatan Sahabat
Tulisan Terpilih
Blog ini adalah wahana ekpresi komunikasi dan diskusi untuk semua yang berminat di bidang pendidikan, konseling, budaya dan sosial kemasyarakatan
lelaqihoedjan. Diberdayakan oleh Blogger.